Perbandingan Aktivitas Infusa Daun Jambu Biji dan Daun Jambu Mete sebagai Antibakteri terhadap Bakteri

  • Dyah Anggraeni Budhi Pratiwi Program Studi D3 Farmasi, STIKes Surya Global Yogyakarta
  • Kuswardani Dwi Atmini Program Studi D3 Farmasi, STIKes Surya Global Yogyakarta
Keywords: anti bakteri, bakteri staphylococcus aureus, infusa daun jambu biji, infusa daun jambu mete

Abstract

Salah satu yang dapat membunuh atau menghambat mikroba adalah zat antibiotik. Antibiotik yang menghambat pertumbuhan dari bakteri disebut bakteriostatik, dimana mekanisme kerjanya dengan mempertahankan normal sel host agar dapat membunuh beberapa bakteri setelah terlebih dahulu menghambat 25 pertumbuhanya. Sedangkan bakteriosidal adalah zat antibiotik yang dapat membunuh, ketika pertahanan dari sel host tidak kuat untuk menghancurkan bakteri patogen maka pemberian bakteriosidal dapat membunuh mikroba pathogen. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui yang paling efektif antara infusa daun jambu mete dan jambu biji sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus Aureus. Penelitian ini merupakan eksperimen murni. Daun jambu biji (Psidium guajava Linn)  dan jambut mete (Anacardium occidentale L.) diekstrasi dengan metode infusa, kemudian dibuat dalam variasi konsentrasi yaitu 20%,40% dan 60% dengan kontrol negatif adalah aquadest dan kontrol positif adalah ampisilin. Pengukuran daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode sumuran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Infusa Daun jambu biji (Psidium guajava Linn)  dan jambu mete (Anacardium occidentale L.) dapat memberikan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan daya hambat paling efektif pada konsentrasi 60%. Pada analisa data terdapat perbedaan signifikan dari variasi konsentrasi Infusa daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dan daun jambu mete (Anacardium occidentale L).

References

Aminah, Singgih, Soetiyono, & Chaorul. 2011. S. larak, D. metel, dan E. prostata sebagai Larvisida Aedes aegypti. Cermin Dunia Kedokteran , 131, 7-9.
Audigna, Sabila.2015. Faktor yang Berpengaruh Terdahap Kejadian Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus pada Bayi Baru Lahir. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro : Semarang.
Dalimartha Setiawan. 2010. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Bogor : Trobus Agriwidya.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 364/Menkes/SK/V/2006 Tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid.
Dewanti TW, Siti Narsitoh Wulan, Indira Nur C. 2015. Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Produk Kering, Instan dan Effervescent dari Buah Mahkota Dewa[Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.Jurnal Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, 6(1):29-36
Dinata,A.2012.Mengatasi DBD dengan Kulit Jengkol. www.miqraindonesia.blogspot.com. Diakses tanggal 30 September 2019.
Elimamet, A.M., Elmalik, K. H., dan Ali, F.S. 2011. Larvicidal, Adult Emergence Inhibition and Oviposition Deterrent Effects of Foliage Extract from Ricinuscommunis L. against Anopheles arabiensis and Culexquinquefasciatus in Sudan.Tropical Biomedicine. 26(2): 130–139.
Gutierrez, R.M.P., Mitchel,S., dan Solis,R.V. 2012. Psidium Guajava : A Review of Its Tradisional uses, Phytochemistry and Parmacology, Journal of Ethnopharmacology, 117:1-27.
Harsini, Sri. 2014. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Penentutan Jalur Evakuasi Bencana Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo di Kota Surakarta. Fakultas Geografi UMS.
ITIS., 2011. ITIS Standart Report Page : Caesalpinia. United States : Integrated Taxonomic Information System
Jawetz; Melnick; dan Adelberg’s. 2011. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.
Kurniawati, A. 2011. Formulasi Gel Antioksidan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) dengan Menggunakan Aquapec HV-505. Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD.
Kusrini MD. 2013. Predicting the impact of the frog leg trade in Indonesia: Anecological view of the indonesian frog leg trade, emphasizing javaneseedible frog species. Dalam: MD Kusrini, A Mardiastuti dan T Harvey 2003Konservasi Amfibi dan Reptil di Indonesia. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.Hal. 27-44.
Lerner, K Lee., and Lerner, Brenda Wilmoth (2013). World of Microbiology and Immunology. Gale
Nester, E. W., Anderson, D. G., Roberts, C. E., & Nester, M. T. 2011. Microbiology A Human Perspective (6th Edition ed.). New York: McGraw-Hill.
Parimin, 2015. Jambu Biji. Budi Daya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar Swadaya; Jakarta.
Refdanita (dkk). 2014. Pola Kepekaan Kuman terhadap Antibiotik di ruang Intensif Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001-2002. Makara Kesehatan, Vol. 8. No. 2. Desember 2004: 41-48.
Syahrurachman, dkk. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara Publishers 2010 : Binarupa Aksara Publishers 2010.
Widodo, S. E. (2015). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
Volk, Wesley A. dan Wheeler, Margaret F. 2003. Mikrobiologi Dasar. Erlangga: Jakarta.
Published
2021-11-28
How to Cite
Pratiwi, D., & Atmini, K. (2021). Perbandingan Aktivitas Infusa Daun Jambu Biji dan Daun Jambu Mete sebagai Antibakteri terhadap Bakteri. Jurnal Farmasetis, 10(2), 175-184. https://doi.org/https://doi.org/10.32583/farmasetis.v10i2.2028
Section
Articles