The Prevalence Description of Stunting among Toddlers

  • Luluk Khusnul Dwihestie Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Luluk Rosida Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Keywords: nutritional status, stunting, toddler

Abstract

Growth is an indicator of a child's health, nutritional status, and genetic background. Currently, the problem of nutrition in children under five is stunting or often known as short toddlers. In 2017, the highest prevalence of children under five in Special Region of Yogyakarta occurred in Sleman district, namely 20.60%. Moyudan Primary Health Care, Sleman Regency, is 1 of 10 Public Health centers where there were still high numbers of children under five with stunting. The impact of stunting is not only a disruption of children's physical growth, but also affects the pattern of children's brain growth. This study aims to determine the prevalence of stunting under five. This type of observation was descriptive research. The population of all children under five who were stunted and were in the working area of ​​ Moyudan Primary Health Care of Sleman Yogyakarta. The sampling with total sampling technique, obtained 1,770 stunting toddlers. Data collection used secondary data, namely medical records. Univariate data analysis with frequency distribution. Based on the research results indicated that the description of nutritional status in Sumber Agung village, the working area of ​​Moyudan Primary Health Care, Sleman Yogyakarta, in 2019, namely 1.88% male toddlers and 1.5% very short female toddlers. Sumber Rahayu village, there were 1.7% male and 0.63% and very short female toddlers. Sumber Rahayu village had 1.43% male toddlers and 0.52% female toddlers. Sumber Sari village contained 2.01% male toddlers and 1.02% very short female toddlers.

References

Aridiyah, F.O., dkk. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 3(1). 163-170. https://www.e-jurnal.com/2016/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_24.html
Dinkes DIY. (2017). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2017. (online) http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2017/14_DIY_2017.pdf diakses pada tanggal 15 Oktober 2019 pukul 19.20 WIB.
Dinkes Sleman. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Sleman. (online) https://dinkes.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2018/09/Profil-Kesehatan-2018-1.pdf diakses pada tanggal 15 Oktober 2019 Pukul 20.05 WIB.
Fikadu T., Assegid S., & Dube L. (2014). Factors Associated With Stunting Among Children Of Age 24-59 Months In Meskan District, Gurage Zone, South Ethiopia: A Case Control, International Journal Of BMC Public Health. ISSN 1471-2458I. 14 Issue 1. https://doi.org/10.1186/1471-2458-14-800
Fitriahadi, E. (2018). Hubungan Tinggi Badan Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Aisyiyah. ISSN 2477-8184. 14(1). 15-24.https://ejournal.unisayogya.ac.id/ejournal/index.php/jkk/article/view/545
Harmoko, O. (2017). Menuju Masyarakat Sadar Stunting dalam https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/menuju-masyarakat-sadar-stunting diakses 15 Oktober 2019.
Hasanah, Z. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kotagede I Yogyakarta. Naskah Publikasi. Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan UNISA. http://digilib.unisayogya.ac.id/4294/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Hidayah, N. R. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita usia 24-59 bulan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Analisis data Riskesdas 2010). Skripsi: Depok: FKM UI.
Hidayati, L., Hadi, H., & Kumara, A. (2010). Kekurangan Energi Dan Zat Gizi Merupakan Risiko Kejadian Stunted Pada Anak Usia 1-3 Tahun Yang Tinggal Di Wilayah Kumuh Perkotaan Surakarta. Jurnal Kesehatan. 3 (10). 89-104.https://www.e-jurnal.com/2014/11/kekurangan-energi-dan-zat-gizi.html
Kartikawati, P. (2011). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunted Growth Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Skripsi: Jember.
Kementrian Kesehatan RI. (2010). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Kementrian Kesehatan RI. (2012). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). 1000 Hari : Mengubah Hidup, Mengubah Masa Depan. Artikel. http://gizi.depkes.go.id/1000-hari-mengubah-hidup-mengubah-masa-depan.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Situasi Balita Pendek. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/situasi-balita-pendek-2016.pdf
Khasanah, DP. Hadi, H. Paramashanti, BA. (2016). Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. 4(2). 105-111. DOI : http://dx.doi.org/10.21927/ijnd.2016.4(2).105-111
Kusuma, K.E. (2013). Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur). Journal of Nutrition College. 2(4). 523-530. DOI:https://doi.org/10.14710/jnc.v2i4.3735
MCA-Indonesia. (2013). Stunting dan Masa Depan Indonesia terdapat dalam www.mca-indonesia.go.id diakses pada tanggal 15 Oktober 2019.
Ni’mah, K., & Nadhiroh, S.R. (2015). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 10(1) Januari-Juni 2015 hal 13-18. https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/view/3117/2264.
Oktarina, Z., & Trini, S. (2013). Faktor resiko stunting pada balita (24-59) di Sumatra. Jurnal Gizi dan Pangan. 8 (3). 155-180. https://doi.org/10.25182/jgp.2013.8.3.177-180
Permadi, M.R., (2016). Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kabupaten Boyolali. Tesis. Pascasarjana Prodi Ilmu Gizi. Universitas Sebelas Maret Surakarta. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/53698/Hubungan-inisiasi-menyusu-dini-dan-air-susu-ibu-eksklusif-dengan-kejadian-stunting-pada-anak-usia-6-24-bulan-di-Kabupaten-Boyolali
Rahayu S.L, Sofyaningsih M. (2011). Pengaruh Bblr (Berat Badan Lahir Rendah) Dan Pemberian Asi Eksklusif Terhadap Perubahan Status Stunting Pada Balita Di Kota Dan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.https://www.scribd.com/doc/181874486/leni-19-pdf-pdf
Rochmah, A.M., (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari I. Naskah Publikasi. Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan UNISA. http://digilib.unisayogya.ac.id/2535/1/Amalia%20miftakhul%20rochmah%201610104405%20naskah%20publikasi.Pdf
Teshome, Beka. (2008). Risk Factor For Stunting Among Under Five in Libya. Jurnal Public Health Nutrition. 12 (8). 1141-1149. http://doi.org/10.1017/S1368980008003716.
World Health Organization (WHO). (2014). WHO Global Nutrition targets 2025: Stunting policy brief. Geneva: World Health Organization.
Zottarelli, L.K, Sunil, T.S, Rajaram, S. (2014). Influence of Parental and Socioeconomics Factors on Stunting in Children Under 5 Years in Egypt. Easten Mediterranean Health Journal. dalam http://www.emro.who.int/emhi/106 diakses pada tanggal 15 Oktober 2019.
Published
2020-09-28
How to Cite
Dwihestie, L., & Rosida, L. (2020). The Prevalence Description of Stunting among Toddlers. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 10(4), 615-624. https://doi.org/https://doi.org/10.32583/pskm.v10i4.908
Section
Articles