Karakteristik Pasien Berdasarkan Indikasi Pembedahan Penderita Stroke Hemoragik

  • Syah Reza Manefo Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu
  • Endang Budiati Universitas Mitra Indonesia
  • Dwi Yulia Maritasari Universitas Mitra Indonesia
Keywords: bedah saraf, perdarahan intraserebral, perdarahan subaraknoid, stroke hemoragik

Abstract

Secara global, stroke menjadi penyebab kematian nomor dua dan penyebab ketiga kecacatan. Stroke hemoragik merupakan stroke yang terjadi akibat arteri yang menyuplai otak mengalami ruptur atau pendarahan. Berdasarkan data Rumah Sakit Mitra Husada pringsewu menunjukkan bahwa pasien stroke hemoragik tahun 2020 mencapai 312 pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien berdasarkan indikasi pembedahan pada penderita Stroke Hemoragik. Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan studi deskriptif. Sampel penelitian ini adalah penderita stroke hemoragik di ruang rawat inap Rumah Sakit Mita Husada berjumlah 112 pasien, diambil dengan teknik purposive sampling. Data karakteristik pasien dan indikasi pembedahan berasal dari catatan rekam medis pasien. Berdasakan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien stroke hemoragik tidak diberikan tindakan pembedahan sebesar 72 (64.3%), sedangkan sebanyak 40 (35.5%) pasien diberikan tindakan pembedahan. Sebagian besar pasien yang diberikan tindakan bedah berusia 50 – 59 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sebanyak 31 (36%) penderita hipertensi, sebanyak 15 (37,5%) obesitas, sebanyak 18 (39,1%) kelainan jantung, sebanyak 17 (28 ,3%) perokok, dan sebanyak 11 (21,6%) diabetes mellitus. Mayoritas pasien stoke tidak membutuhkan pembedahan, namun beberapa kasus ketika dimana kondisi pasien mengalami penurunan dengan cepat dan adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan ancaman herniasi, maka tindakan pembedahan sebaiknya dilakukan.