HbA1c sebagai Early Warning Komplikasi Gagal Ginjal pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

  • Alva Cherry Mustamu Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Sorong
  • Nurul Kartika Sari Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Sorong
Keywords: diabetes melitus, kreatinin, HbA1C, gagal ginjal

Abstract

Penyakit ginjal kronis (PGK) sangat berkaitan dengan diabetes. informasi dasar tentang pengobatan dan kondisi fisik pasien diabetes harus dianalisis untuk memberikan bukti pencegahan lebih lanjut. Berdasarkan tingginya prevalensi DM di antara pasien gagal ginjal, ada kebutuhan besar untuk mempelajari lebih lanjut tentang pencegahan dan penatalaksanaannya termasuk pemeriksaan diagnostic laboratorium karena Kadar HbA1c berbanding lurus dengan kadar glukosa darah. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegunaan pemeriksaan HbA1C untuk memprediksikan kemungkinan gagal ginjal pada penderita DM tipe 2.  Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional  yang bertujuan untuk mengetahui hubungan uji laboratorium kreatinin dan HbA1c dalam memprediksi resiko gagal ginjal pada pada penderita DM. sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 pasien DM yang telah tegak diagnosisnya dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengambilan sampel darah responden dilakukan di rumah responden sesuai data puskesmas dan uji kadar HbA1c dan kadar kreatinin dilaksanakan di Laboratorium.  Analisis data untuk mengetahui seberapa besar risiko kadar HbA1c dapat menyebabkan gagal ginjal  menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar HbA1C  dengan kejadian gagal ginjal dengan p-value 0.588, OR 0.658. menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar HbA1C  dengan kejadian gagal ginjal. Namun dapat diprediksikan bahwa pasien DM yang memiliki kadar HbA1C yang tinggi dapat mengalami kejadian gagal ginjal  hingga 3 kali.