Burnout pada Perawat Hemodialisis selama Pandemi Covid-19
Abstract
Burnout merupakan sindrom psikologis yang menjadi permasalahan serius dalam sistem pelayanan kesehatan. Perawat hemodialisis merupakan bagian dari profesi yang rentan mengalami burnout dan prevalensinya dapat meningkat pada pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout pada perawat hemodialisis. Desain penelitian adalah cross-sectional dan dilakukan pada Bulan Januari-Februari 2021. Sebanyak 115 perawat hemodialisis di Provinsi Bali yang terlibat dalam penelitian ini. Instrumen penelitian adalah Maslach Burnout Inventory yang terdiri dari tiga subskala, yaitu Emotional Exhaustion (EE), Depersonalization (DP) dan Personal Accomplishment (PA). Perawat dikatakan mengalami burnout yang tinggi jika memiliki skor EE dan DP yang tinggi serta skor PA yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor EE, DP dan PA berturut-turut adalah 6,99±7,38; 1,10±2,85 dan 42,57±6,25. Beberapa faktor ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan EE (p<0,05) seperti usia, jumlah anak dan kepuasan hubungan dengan perawat. Faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan DP (p<0,05) meliputi usia, jenis kelamin, status pekerjaan, kepuasan hubungan dengan dokter, kepuasan hubungan dengan perawat, dan kepuasan hubungan dengan petugas lainnya. Tidak ada faktor yang ditemukan memiliki hubungan signifikan dengan PA. Kesimpulan penelitian adalah secara umum perawat menunjukkan burnout pada level yang rendah dan beberapa faktor ditemukan berkorelasi dengan burnout. Upaya preventif sangat diperlukan untuk mengurangi risiko burnout pada perawat hemodialisis.